Friday, October 5, 2007

Manajemen Perjalanan

         Ternyata, manajemen yang katanya sebuah ilmu sekaligus seni memiliki peran dalam dunia kegiatan alam bebas. Apapun jenisnya, mendaki gunung, pemanjatan tebing, hiking, bahkan camping sekalipun.
        Lalu apa peranan penting itu? Katanya seorang petualang adalah seorang yang berjiwa bebas sesuka hatinya, katanya seorang petualang bebas adalah seorang yang berjalan mengikuti hembusan jiwanya.
        Sebagian memang ada, namun kebanyakan tidak, kebanyakan perjalanan kepetualangan yang dilakukan hanyalah sebagai sarana mengekspresikan diri, sarana terapi, dan rekreasi. Selebihnya sama saja seperti manusia-manusia yang lain, kembali kepada kehidupannya, kembali kepada pekerjaannya, kembali menunaikan kewajiban-kewajiban lainnya terhadap sesamanya.
        Untuk itu kemampuan memanajemen mutlak diketahui dan dipahami. Lalu pengetahuan manajemen apa yang diperlukan dalam suatu kegiatan kepetualangan.
1. Manajemen Waktu
        Karena setiap orang memiliki waktu yang sama, 24 jam sehari, jadi seorang penggiat alam harus dapat mengatur waktunya dalam berkegiatan di alam dengan rutinitas kesehariaannya. Kebanyakan ketika masih kuliah begitu banyak waktu di habiskan di alam bebas kemudian mengorbankan wakju perkuliahan, sehingga ketika kuliahnya kacau, yang menjadi kambing hitam adalah kegiatan di allam bebas tersebut atau organisasinya tersebut.
        Ada lagi seseorang yang sudah bekerja, karena tidak mampu memenjemen waktunya dia mengorbankan salah satu saran untuk mengekspresikan jiwanya, pendakian gunung di tinggalkan, pemenjatan tak pernah dilakukan. Padahal jika saja dia pandai mengatur waktu, selalu saja ada waktu untuk dapat berkegiatan di alam bebas.
2. Manajemen Sumber daya
            Sumber daya yang dimaksud dapat berupa keuangan, bagaimana anggaran yang tersedia, dapat pula berupa sumber daya tenaga yang masih dimiliki, bagaimana sumber daya peralatan, bagaimana sumber-sumber daya lainnya yang sekiranya dapat bermanfaat.
                Dan tak kalah penting, bagaimana sumber daya jiwa yang masih kita miliki ...  
       

Monday, October 1, 2007

No Frontier


     No Frontier, jika diterjemahkan ke dalam bahasa indonesia, kurang lebih memiliki pengertian tanpa tapal batas. Padahal, segala yang ada di dunia ini memiliki batas. Usia kita terbatas, waktu kita terbatas, pertumbuhan kita terbatas, kekuatan kita terbatas, dan segala sesuatunya terbatas.
    Manusia, sebagai salah mahluk yang hidup di dunia tentunya memiliki keterbatasan-keterbatasan tersebut. Hanya saja keterbatasan yang dimiliki manusia ada yang bersifat statis, adapula yang bersifat dinamis.
    Kesadaran akan keterbatasan itulah yang membuat manusia dapat menerima segala sesuatunya ketika dihadapkan oleh sesuatu di luar kemampuannya. Namun, kemampuan dan kesanggupan memaksa keterbatasan mencapai untuk titik maksimal itulah yang membuat manusia satu lebih sempurna di antara manusia lainnya.
    Di alam, manusia diberikan pelajaran untuk menerima keterbatasannya  sekaligus diberi kesempatan untuk memaksimalkan keterbatasanya, sehingga batasan-batasan yang ada, hanya ada pada manusia itu sendiri.
     Selamat menemukan batasan-batasannya sendiri ...