Kalau memang benar kalian pecinta alam, kontribusi apa yang telah kalian berikan sebagai wujud kecintaan kalian terhadap alam? Menanam pohon! .... ah, kakekku pun banyak menanam pohon, namun tidak menyatakan diri sebagai pecinta alam. Tetangga di sebelah rumahkupun banyak menanam pohon namun tidak menyatakan diri sebagai pecinta alam.
Operasi bersih! Ah, kalau begitu Pak Surip lebih layak menyandang gelar pecinta alam, karena dalam satu minggu sekali Pak Surip mengangkut sampah dari rumah ke rumah di lingkungan kami. Sedangkan Operasi bersih yang kalian lakukan hanya satu kali dalam satu tahun.
Sapu gunung! Ah, di jalan-jalan ibu kotapun banyak yang seperti itu, dan mereka tidak menyebut dan disebut pecinta alam. Mereka dijuluki sebagai pasukan kuning.
Dalam berkegiatan di alam bebas, masalah cinta-mencintai alam merupakan masalah non teknis, masalah filosofis (apa coba...), masalah mentalitas, masalah etika, masalah moral, dan masalah tanggung jawab. Wah, berat nih!
Tak ada masalah dalam berkegiatan alam bebas meskipun kita mencintai ataupun tidak. Namun, jika tidak bisa memperkirakan cuaca, mendirikan tenda, atau hanya sekedar mencampur kopi dengan gula, itu baru namanya bermasalah.
Sehingga, soal cinta mencintai ini tidak dapat dimasukan ke dalam wilayah teknis. Maka dari itu dalam Pendidikan Dasar yang digelar untuk merekrut anggota baru tak ada materi teknik mengumpulkan sampah M sistem atau evakuasi sampah, atau, jangan-jangan ada!
Mencintai alam merupakan kewajiban setiap manusia. Dan inipun tersirat di dalam kitab suci, sehingga mencintai alam menjadi kewajiban bagi seluruh umat manusia tanpa kecuali, menyukai ataupun tidak menyukai kegiatan di alam bebas.
Mencintai alam merupakan pekerjaan keabadian, persoalan bagaimana menjaga keseimbangan di dalamnya. Persoalan bagaimana manusia menjaga sumber kehidupannya.
Apapun pekerjaannya, selama statusnya masih mahluk bernyawa, ketergantungan pada alam sebagai penyedia sumber daya sangatlah besar. So, siapa lagi yang menjaganya kalau bukan mahluk-mahluk yang mengisinya.
Mencintai alam adalah tugas semua manusia, kewajiban bawaan yang telah ada sejak ubun-ubun keluar dari perut ibu kita.
"Saya pembaca buku", dengan "Saya membaca buku".
"Aku pecinta kamu", dengan "Aku mencintai kamu"
"Kami pecinta alam", dengan "Kami mencintai alam".
Secara naluri, mana yang lebih bermakna?